TIPE-TIPE MAHASISWA: MAKHLUK KAMPUS YANG SOK SIBUK


sumber: unycommunity.com

Musim penerimaan mahasiswa baru tahun 2019 sudah mau dimulai nih. Dimulai dari pendaftaran SNMPTN 2019 yang sudah dibuka sejak awal Februari lalu. Tentu adik-adik yang sekarang duduk di Kelas XII sudah mulai menyiapkan rencana kira-kira nanti mau kuliah dimana dan jurusan apa kan?

Selain memilih Universitas dan jurusan, tentu adik-adik juga perlu mengenal seperti apa sih dunia kampus itu? Seperti apa rasanya kehidupan seorang mahasiswa?. Apakah seperti di sinetron-sinetron itu? Yang penuh sama drama cinta-cintaan terus jadi jodoh. Atau seperti yang diberitakan di televisi yang kadang ikut turun ke jalan menyuarakan aspirasi? Atau jangan-jangan kampus cuma tempat yang penuh sama kutu buku?

Kampus itu dipenuhi makhluk-makhluk bernama mahasiswa yang tipenya sangat random, macam-macam jenisnya. Ada yang kutu buku, ada yang sok sibuk seperti anggota dewan, ada yang suka wirausaha, ada juga kok yang hanya kuliah terus ke kantin dan ngopi-ngopi aja lalu pulang. Semua tergantung pilihan masing-masing.

Yang patut kita perkuat sebelum kita terjun ke dunia kampus adalah, kita dikirim oleh orang tua merantau jauh-jauh ini tujuannya buat apa? Satu jawaban yang pasti adalah belajar. Perlu kita tahu juga setelah kita lulus kuliah kita mau apa? Mau D3, S1, S2, atau S3, ujung-ujungnya pasti untuk nyari kerja. Dan jangan lupa, kalau sudah lulus kuliah dan bekerja, kita pasti akan berinteraksi dengan masyarakat dan seluk beluk permasalahannya.

Tipe-tipe mahasiswa itu macam-macam. Kalau berdasarkan pengalaman dan melihat dinamika di kampus penulis sih, tipe-tipe mahasiswa itu ada 3. Satu, kupu-kupu (kuliah pulang kuliah pulang). Dua, kura-kura (kuliah rapat kuliah rapat). Tiga, kuliah sambil kerja (silahkan cari singkatan sendiri).

Kupu-kupu (Kuliah Pulang, Kuliah Pulang)

sumber: tokoizzah.online
Tipe-tipe mahasiswa seperti ini, biasanya visi dan misi utamanya hanyalah kuliah di kelas, ngerjain tugas, dan dapat nilai A. Intinya, kuliah ya dianggap hanya untuk mengisi otak dengan ilmu. Udah itu aja. Biasanya anaknya taat banget dan nurut sama orang tua. Presensi selalu dijaga 100%. Jam kosong? Ya ke perpus dong.

Tapi, ada juga sih tipe kupu-kupu yang berangkat kuliah, tidur di kelas, ngopi di kantin, pulang ke kos dan tidur lagi. Tugas? Boro-boro dikerjain, berangkat kuliah nggak lupa mandi aja udah syukur.

Kura-kura (Kuliah Rapat, Kuliah Rapat)

sumber: www.unnes.net
Ini adalah tipe mahasiswa aktivis. Suka ikut organisasi dan kegiatan di kampus. Jenisnya juga macam-macam. Ada yang suka ikut organisasi yang ilmiah-ilmiah, sejalan sama jurusannya. Ada yang suka ikut organisasi Eksekutif dan Legislatif kampus (semacam pemerintahan di Republik Kampus, Ex: BEM). Ada yang suka ikut organisasi perkumpulan mahasiswa daerah. Ada yang suka ikut organisasi pengembangan minat dan bakat (Ex: UKM). Ada juga yang suka ikut semuanya.

Rutinitasnya super sibuk (ada yang bilang juga sok sibuk). Habis kuliah, ngumpul bareng aktivis lain, rapat. Habis kuliah, latihan bela diri. Habis kuliah, bakti sosial. Pas jam kosong, ngerjain LPJ kegiatan. Pas yang lain udah libur kuliah, dianya masih wara-wiri di kampus. Kadang-kadang ikut turun ke jalan juga menyampaikan aspirasi rakyat.

Saking sibuknya, beberapa (ingat ya! beberapa, nggak semuanya) di antaranya kadang lupa sama tanggung jawab akademisnya (belajar di kelas maksudnya). Tugas-tugas nggak tamat, presensi kuliah bodo amat. IP 2,0 ya sudahlah. Yang ekstrem-ekstrem begini biasanya punya pandangan belajar di kampus itu 75% didapat dari organisasi, 25% dari kelas atau perkuliahan (temen saya ada yang bilang gitu, dasarnya dari mana nggak jelas). Tapi, kan sama aja ya, kalau yang 25% diabaikan ya nggak bakalan jadi 100%, alias belajarnya masih kurang.

Kuliah Sambil Kerja (Cari singkatan sendiri ya…)

sumber: www.hipwee.com
Tipe-tipe mahasiswa pekerja keras, nggak mau nyusahin orang tua, pengen mandiri, dan pengen sukses sebelum tamat kuliah (Ada juga yang nyari modal biar bisa nikah seblum tamat kuliah). Keren juga sih. Kadang suka iri juga dengan mahasiswa bermental-mental seperti ini. Dan pasti bagi waktunya juga harus pinter, karena kalau kita memutuskan untuk kuliah sambil kerja, otomatis kita punya ikatan alias tanggung jawab juga sama pihak luar (bos di tempat kerja misalnya).

Ada juga mahasiswa yang kuliah sambil berwirausaha (super keren). Selain melatih kemandirian, mahasiswa tipe seperti ini juga bisa mengurangi jumlah pengangguran pasca wisuda nanti. Ya perlu kalian tahu aja. Meski udah bergelar Sarjana, pasti akan ada masa dimana kalian akan menganggur (meski sebentar) saat kalian muter-muter nyari kerja. Kalau nggak mengalami yang seperti itu, ya disyukuri aja, berarti nasib kalian lebih beruntung dari saya (what?).

Terus tipe mana yang terbaik menurut kalian? Kalau menurut penulis sih semuanya bisa jadi baik. Syaratnya cuma satu, bertanggung jawab dengan pilihannya. Ya, hidup itu selalu penuh pilihan. Menjadi mahasiswa juga penuh pilihan. Kalian boleh kok jadi mahasiswa kupu-kupu. Mungkin kalian pengen studinya cepet selesai karena ada hal yang harus cepat dikerjakan pasca lulus nanti. Seperti teman penulis, yang pengen cepet-cepet lulus kuliah karena bakal langsung diwarisi jabatan Kepala Sekolah sama bapaknya!

Kalian juga boleh jadi mahasiswa kura-kura. Asalkan semuanya diljalankan dengan penuh tanggung jawab, seimbang, dan tidak berat sebelah. Ingat, sebagai mahasiswa kita punya tanggung jawab akademis. Di organisasi pasti kita juga akan diberi tanggung jawab sesuai dengan jabatan kita. Kalau terlalu berat ke organisasi dan melupakan akademis, tentu hal tersebut bisa mengecewakan orang tua. Kalau pas lagi sibuk ngerjain tugas akademis dan lupa sama organisasi, itu juga bisa memberatkan teman-teman yang lain karena harus mem back up tugas organisasi yang kita lupakan.

Kuliah sambil kerja atau berwirausaha? Kenapa tidak. Selain bisa menambah uang saku, kita juga bisa belajar mandiri tanpa mengandalkan kiriman uang saku dari orang tua. Namun, jangan sampai kita terlena. Karena, ada juga mahasiswa yang tidak tahan godaan. Merasa sudah nyaman karena sudah berpenghasilan, ia justru melalaikan kuliahnya dan fokus meningkatkan penghasilannya dari bekerja atau wirausaha. Ingat ya, kita merantau jauh-jauh itu niat utamanya kuliah, bukan bekerja.

Bagaiman jika memilih menekuni semuanya? Kuliah, organisasi, dan bekerja? Jika memang kita bisa, why not?. Namun, sekali lagi semuanya harus dilakukan secara seimbang dan penuh tanggung jawab. Jangan sampai salah satu terbengkalai karena kesulitan membagi waktu atau memang salah satu di antara ketiganya sudah tidak asik lagi, lalu kita tinggalkan dan fokus berpaling ke lain hati.

Kita datang ke kampus itu untuk belajar. Tidak hanya di dalam kelas atau perkuliahan, di luar kelas pun kita juga bisa belajar. Di dalam organisasi kita belajar bekerja sama. Di tempat kerja kita bisa belajar bagaimana kerasnya orang tua mencari nafkah untuk mebiayai pendidikan kita dari kecil. Bahkan, ketika berkumpul bersama teman-teman pun kita bisa belajar apa itu yang namanya persahabatan. Jika diniati dengan baik dan dilakukan dengan penuh tanggung jawab, mau jadi kupu-kupu, kura-kura, atau mahasiswa pekerja, semuanya akan bermanfaat dan menjadi bekal bagi kita untuk menghadapi dunia kerja dan kehidupan bermasyarakat yang semakin hari semakin keras.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SETELAH WISUDA MAU APA?

DILEMA TUGAS KELOMPOK