LIKA-LIKU MENDAFTAR DRIVER GRAB BIKE DI KOTA SEMARANG


sumber: grab.com


Menjamurnya ojek online atau yang biasa kita sebut ojol di kota-kota besar Indonesia menjadi berkah tersendiri bagi para pencari kerja. Merasa penghasilan dari pekerjaan utama masih belum cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, banyak yang akhirnya bergabung menjadi mitra ojol untuk menambah penghasilan. Tak sedikit juga mahasiswa-mahasiswa yang ikut mendaftar menjadi mitra ojol demi menambah uang saku atau belajar mandiri dengan tidak bergantung pada kiriman uang saku dari orang tua. Menjadi mitra ojol juga menjadi pilihan bagi sebagian orang yang tak kunjung mendapat pekerjaan meski sudah memasukkan lamaran kerja ke sana kemari.

Salah satu ojol yang banyak merekrut mitra adalah Grab. Grab menjangkau banyak daerah di Indonesia. Tak hanya kota besar saja, Grab juga telah merambah kota/kabupaten kecil. Salah satu kota yang menjadi destinasi bagi Grab adalah Semarang. Sudah sejak sekitar tahun 2015 lalu ojol mulai merambah kota lumpia. Gojek hadir terlebih dahulu, tak berapa lama kemudian disusul oleh Grab. Berbeda dengan Gojek yang sudah menutup pendaftaran mitra Go-Ride (ojek motor), Grab masih membuka pendaftaran mitra Grab Bike (hanya Grab Bike, untuk Grab Car sudah tutup sejak 1 Februari 2019).

Cara mendaftar menjadi mitra Grab ini sebenarnya macam-macam. Ada yang secara online lewat website resmi (ingat! Website resmi), ada yang via Whats App (nomornya ada di website resmi), dan bisa juga datang langsung ke kantor Grab. Kalau untuk daerah Semarang dan sekitarnya bisa datang ke kantor Grab Semarang di kompleks ruko Metro Square, Jl. Imam Bonjol. Lokasinya dekat dengan Stasiun Poncol (kurang dari 1 km). Bisa dicek via Google Maps, ketikkan saja kata kunci Metro Square Semarang. Saran penulis, jika ingin mendaftar menjadi mitra, lebih baik cari jalan yang resmi-resmi saja. Kalau online atau via Whats App ya cek di website resminya, kalau langsung bisa datang ke kantornya. Karena ini berkaitan dengan data-data pribadi kita, jadi kita harus berhati-hati agar data pribadi kita tidak jatuh dan disalah gunakan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab. Penulis sendiri pernah mencoba mendaftar menjadi mitra Grab Bike melalui 3 cara di atas. Iya, tiga-tiganya!

Jadi, begini kronologinya. Awalnya penulis mendaftar secara online via website atas rekomendasi dari teman penulis yang sudah menjadi driver Grab Bike. Kira-kira tanggal 24 Januari 2019 lalu penulis mencoba mendaftar via website. Setelah mengisi identitas pribadi dan klik daftar, penulis akan mendapatkan kode verifikasi dari Grab via sms untuk melanjutkan pendaftaran. Nah, sampai di sini penulis mentok. SMS kode verifikasi tak kunjung masuk, bahkan setelah penulis mencoba klik kirim ulang kode verifikasi, SMS yang ditunggu-tunggu juga tak kunjung masuk hingga 2 hari. Alhasil, cara pertama ini pun tak berhasil penulis lanjutkan.

Mentok sampai sini nih...

sumber: screenshot pribadi


Dua hari berselang, penulis kemudian mencoba mendaftar via Whats App. Nomor Whats App ini penulis ambil dari website resminya. Biasanya kita tinggal klik saja di website resminya, selanjutnya kita akan secara otomatis terforward ke aplikasi Whats App di ponsel kita beserta format chat yang sudah langsung terketik sesuai format dari pihak Grab. Langsung dikirim saja, dan tunggu balasan dari pihak Grab untuk melanjutkan pendaftaran. Mendaftar via Whats App ini membutuhkan waktu yang cukup panjang. Setiap proses chatnya mungkin membutuhkan waktu 2-3 jam untuk dibalas karena banyaknya pendaftar. Dan, setelah menunggu cukup lama, penulis akhirnya mendapat balasan dari Grab. Intinya, proses pendaftaran penulis via Whats App ini tidak bisa dilanjutkan karena data yang penulis kirim telah terdaftar seblumnya, yaitu ketika penulis mendaftar secara online. Penulis diminta untuk menyelesaikan pendaftaran sebelumnya (yang via online) atau langsung datang ke kantor Grab. Penulis pun mencoba untuk kembali membuka link pendftaran mitra secara online yang masih tersimpan di ponsel. Namun, lagi-lagi tak membuahkan hasil. SMS kode verifikasi dari Grab tak kunjung masuk. Artinya, jalan terakhir jika ingin tetap mendaftar menjadi mitra Grab adalah dengan mendaftar langsung di kantornya.

Ini balasan dari Grab setelah mendaftar via Whats App...

sumber: screenshot pribadi

Karena lokasi kantor yang jauh dari rumah, penulis tak langsung datang ke lokasi. Ya, karena untuk datang langsung ke kantor berarti harus meluangkan waktu cukup banyak dan harus datang pagi-pagi sekali, karena antrian pendaftar yang kata teman penulis (driver Grab) sangat panjang. Dua minggu berselang setelah kegagalan mendaftar secara online dan via WA, penulis iseng-iseng untuk membuka link pendaftaran mitra Grab via laptop. Dan hasilnya, kurang dari 1 menit SMS kode verifikasi Grab langsung masuk ke ponsel penulis. Penulis pun langsung buru-buru mengisi formulir pendaftaran dan mengupload foto-foto dokumen yang diperlukan seperti foto diri, KTP, KK, SKCK, SIM C, STNK, dan nomor rekening buku tabungan. Setelah semua dokumen sukses diupload, penulis diminta untuk menunggu selama 2 hari. Proses pendaftaran selanjutnya akan diinformasikan via SMS dan juga email.

Selang 2 hari, SMS pemberitahun dari Grab pun masuk. Penulis diminta untuk mengecek status pendaftaran mitra di website Grab. Penulis kemudian mengecek ke website Grab. Sungguh mengejutkan, lagi-lagi proses pendaftaran mitra Grab penulis kembali menemui kendala. Kali ini, dokumen-dokumen persyaratan yang penulis upload gagal terverifikasi alias ditolak. Penulis diminta untuk langsung melakukan verifikasi berkas persyaratan pendaftaran mitra di kantor Grab terdekat. Penulis sempat mencoba mengupload ulang berkas, namun hasilnya tetap sama. Grab tetap meminta penulis untuk melakukan verifikasi langsung ke kantor. Akhirnya, penulis memutuskan untuk datang langsung ke kantor Grab Semarang yang terletak di Metro Square, Jl. Imam Bonjol.

Formulir online penulis dipenuhi tanda silang seperti ini...

sumber: screenshot pribadi

Ini nih alasannya...


sumber: screenshot pribadi


Rabu, 6 Februari 2019 penulis pertama kali datang ke kantor Grab Semarang. Dan, wow...... antrian panjang calon mitra yang sempat penulis dengar dari teman ternyata benar adanya. Waktu itu, penulis sampai di lokasi pukul 8.45 WIB (ternyata sudah sangat kesiangan jika ingin mendaftar menjadi mitra Grab). Di luar kantor sudah banyak para pendaftar yang berkerumun untuk antri. Penulis kemudian mencoba masuk ke kantor dan bertanya pada seorang karyawan.

Mas, kalau mau verifikasi berkas pendaftaran Grab Bike dimana ya?”, tanya penulis.

Wah, mas balik dulu aja mas. Besok pagi datang lagi ke sini sebelum jam 7, dan pastikan dapat nomor antrian ya. Karena per hari kuotanya cuma 30 pendaftar”. Begitu kata mas-mas karyawan Grab nya.

“….(krik krik)…iya mas iya.. oke makasih”. Penulis pun langsung balik kanan sambil bergumam dalam hati, “apes coy...”. Iya, dari pada mengeluh di tempat dan merayu mas-mas karyawan pun juga nggak mungkin bahkan terkesan menjijikkan, lebih baik penulis balik kanan, jalan-jalan dulu, pulang ke rumah, dan kembali ke kantor Grab besok lagi sebelum jam 7.

Kamis, 7 Februari 2019, keesokan harinya. Jam menunjukkan pukul 5.50 WIB. Penulis menggeber motor untuk kembali datang ke kantor Grab Semarang. Pukul 6.45 WIB penulis sampai di TKP. Dan, lagi-lagi kerumunan pendaftar sudah membludak. Penulis mencoba bertanya ke salah satu orang yang duduk-duduk di depan kantor Grab.

Mas, kalau mau ambil antrian pendaftaran Grab sama siapa ya?”

Sama bapak-bapak itu mas, yang agak kecil”. Jawab orang tersebut sambil menunjuk bapak-bapak di depan salah satu ruko.

Oke mas, makasih”. Penulis langsung menghampiri bapak-bapak yang ditunjuk sama mas-mas tadi. Bapak tersebut tak tampak seperti karyawan Grab, karena tak memakai ID Card atau seragam layaknya karyawan Grab yang kemarin saya temui. Tapi, kata orang-orang di sana memang kalau mau antri daftar Grab ya sama bapak ini.

Pak, saya mau ambil antrian untuk daftar Grab. Bener sama bapaknya?”. Penulis coba bertanya pada bapak tadi.

Oh iya mas sama saya. Tapi, antriannya sudah sampai Jum’at depan (15 Februari 2019). Kalau mas nya mau ya nulis dulu di sini (sambil menunjukkan kertas buku tulis yang disobek). Kalau nggak mau ya nggak pa pa”. Jawab bapaknya.

Terus kalau sudah nulis di situ gimana lagi pak?” ada pendaftar lain yang baru datang dan ikut nimbrung.

Ya masnya habis ini balik dulu, terus datang lagi hari Jum’at depan. Kalau sudah nulis berarti mas sudah dapat antrian dan nggak bisa diganggu gugat”. Jawab bapaknya lagi.

Karena orang-orang di situ juga banyak yang bilang kalau mau daftar Grab harus antri sama bapak ini, ya penulis akhirnya menulis nama dan CP di kertas buku tulis sobekan yang dikasih sama bapak ini. Dan penulis kembali balik kanan, jalan-jalan lagi, pulang ke rumah sambil lagi-lagi bergumam dalam hati “apes coy (2)”.

…………..Beberapa hari kemudian,

Setelah menimang-nimang, karena kebetulan juga hari Jum’at 15 Februari 2019 ini penulis free alias nggak ada acara, akhirnya penulis memutuskan untuk kembali mendatangi kantor Grab untuk ketiga kalinya (lelah coy). Karena merasa sudah mendapat nomor antrian penulis berangkat agak siang dan sampai di TKP pukul 7.30 WIB. Seperti sebelumnya, di depan kantor sudah banyak dipenuhi oleh kerumunan pendaftar. Penulis perhatikan di sekitar kerumunan tadi tak nampak bapak-bapak yang kemarin menjadi pencatat nomor antrian. Penulis mencoba mendekat ke pintu masuk kantor Grab yang ternyata sudah ada-ada mas-mas karyawan Grab dengan ID Card resmi Grab (tidak seperti bapak-bapak dengan kertas buku tulis yang disobek kemarin). Penulis perhatikan banyak para pendaftar yang bertanya macam-macam sama mas-mas ini. Penulis pun ikut-ikutan bertanya.

Mas, saya udah nulis di antrian pendaftaran Grab seminggu yang lalu sama bapak-bapak yang biasanya. Jadwalnya hari ini, terus ini gimana selanjutnya?”

Bapak-bapaknya karyawan Grab bukan mas? Pakai seragam Grab?” saya malah balik ditanya.

Enggak mas, nggak pake seragam Grab.” Jawab penulis.

Berarti antriannya nggak resmi mas. Nggak bisa, kalau antrian yang resmi ini mas (sambil nunjuk poster pengumuman). Ini baru ditempel dan baru berlaku kemarin. Kemarin sudah 200an yang daftar, antriannya sudah sampai tanggal 25 an.” Jawab mas karyawan Grab tadi.

Ini poster pengumumannya...

sumber: dok pribadi


“…...(bengong sedikit)…. Lah gitu ya mas.” Jawab penulis yang lagi-lagi zonk.

Penulis pun duduk di depan ruko-ruko di sekitar kantor Grab. Tiba-tiba ada bapak-bapak (lupa nggak tanya namanya) yang duduk di samping penulis dan bertanya, “Mas, antrian hari ini juga?”

Enggak pak, saya salah ngambil antrian.”

Oh gitu mas. Iya yang antrian model ini emang baru dimulai kemarin mas. Yang model sebelumnya udah nggak berlaku. Kemarin juga sempet ada ribut-ribut sedikit mas. Soalnya yang udah datang mau daftar jadi mitra kan ratusan, tapi tiap harinya cuma 30 yang dilayani, sisanya harus balik lagi, terus tiap hari kayak gitu, saya juga udah berkali-kali mas datang ke sini tapi gagal daftar”. Kata bapak-bapak tadi.

Ooh gitu pak. Berarti bapaknya udah ikut antri kemarin siang ya pak?” tanya penulis.

Iya mas. Kemarin saya datang jam 10, terus katanya nulis nomor antriannya mulai jam 2. Tapi dari jam 10 itu udah banyak mas yang antri. Antrinya sampai parkir belakang sana mas. Ini saya dapat antrian hari ini Nomor 24. Masnya kalau mau nulis antrian mending hari ini aja mas. Jam 2 nanti buka lagi, resmi sama karyawan Grabnya, jadi enak, kitanya juga punya kepastian dan nggak harus bolak-balik ke sini. Mas tinggal antri aja, ntar dapat antrian tanggal berapa. Nah pas tanggal itu mas ke sini lagi. Kalau besok-besok, siapa tau udah tutup mas.” lanjut bapaknya bercerita.

Oh iya pak. Makasih”. Karena lagi-lagi zonk, penulis pun jalan-jalan sebentar meninggalkan TKP dan siangnya berencana balik lagi.

Jum’at, 15 Februari 2019 jam 2 siang. Posisi penulis masih berada di Ngaliyan, tempat pelarian sementara karena hat-trick kegagalan antrian pendaftaran Grab. Cuaca sedang galau saat itu, adem panas adem panas. Dengan sedikit was-was hujan akan turun tiba-tiba, penulis berangkat lagi ke kantor Grab Semarang. Baru 3 km berjalan, langkah penulis sudah menemui hambatan, macet coy. Dan di tengah-tengah macet itu pula gerimis mulai turun. Merasa perjalanan masih dekat dan belum terjebak kemacetan lebih parah lagi, sebelum terlambat untuk menyelematkan diri dari terjangan hujan penulis langsung balik kanan dan kembali ke tempat pelarian untuk berteduh dari hujan. Dan otomatis menggagalkan diri dari mengambil nomor antrian. Lagi-lagi pulang dengan tangan hampa.

Karena masih penasaran, hari Senin, 18 Februari 2019 penulis kembali datang ke kantor Grab Semarang untuk keempat kalinya. Kebetulan pas berbarengan ada acara, jadi ya kalau zonk lagi penulis masih punya tempat pelarian. Sampai di TKP jam 14.00 tepat, suasana di depan kantor tak seperti sebelum-sebelumnya. Sepi, tak ada kerumunan orang. Penulis pun masuk ke kantor Grab, tapi sebelum penulis masuk, penulis sempat memperhatikan poster pengumuman yang tertempel hari Jum’at tanggal 15 Februari lalu ternyata sudah tidak ada. Setelah masuk, ada mas-mas karyawan Grab sedang duduk di balik pintu. Penulis pun bertanya,

Mas, kalau mau nulis antrian pendaftaran Grab masih bisa nggak ya?”

Udah tutup mas, buka lagi tanggal 28 Februari.” Jawab mas-mas karyawan tadi singkat.

Ooh, Oke mas.” Quat-trick coy. Penulis pun balik kanan dan langsung tancap gas ke tempat pelarian.

Ya, setelah bolak-balik sampai 4 kali ke kantor Grab Semarang, penulis masih belum bisa mendaftar menjadi driver Grab Bike. Apes? Entahlah. Bukan rejekinya? Enggak tau bro. Yang jelas penulis sudah berusaha menjemput rizki yang terhampar luas di alam semesta-Nya. Teman penulis sendiri ada yang mendaftar menjadi secara online via website resmi dan lancar-lancar aja. Ya, jalan hidup orang emang beda-beda bro.

Sekedar informasi aja, bagi kawan-kawan yang mau mendaftar menjadi mitra grab secara langsung ke kantor Grab Semarang, daftar antriannya baru dibuka lagi tanggal 28 Februari 2019. Itu informasi yang saya dapat. Kalau ada yang mau mencoba datang langsung sebelum tanggal itu, silahkan. Barangkali ada perubahan lagi. Atau kalau mau daftar secara online dan via WA langsung cek aja website resminya biar lebih terpercaya. Tata cara pendaftaran dan berkas persyaratan yang perlu disiapkan sudah ada di situ semua. Semoga beruntung ya bro! Jemput rizki anda masing-masing.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SETELAH WISUDA MAU APA?

TIPE-TIPE MAHASISWA: MAKHLUK KAMPUS YANG SOK SIBUK

DILEMA TUGAS KELOMPOK