SETELAH WISUDA MAU APA?

sumber: www.kisspng.com

Pancaran wajah-wajah bahagia memenuhi setiap sudut ruangan. Perjuangan menempuh studi selama 4 tahun akhirnya menemui garis finish. Empat tahun berjibaku dengan buku di tanah perantauan akhirnya membuahkan hasil yang manis. Wisuda, ya siapa sih mahasiswa yang tidak bahagia ketika dia diwisuda? Rasanya plong, setelah berbulan-bulan kejar-kejaran dengan dosen pembimbing, revisi, sidang, revisi lagi, akhirnya toga yang diimpi-impikan dikenakan juga. Bumbu-bumbu corat-coret dosen yang kadang sering dianggap “tidak manusiawi” akhirnya tak perlu kita rasakan lagi. S.Pd, SE., SH., dan S-S yang lain siap mejeng di belakang nama kita.
“Udah wisuda nih, setelah ini mau apa ya?”
Seperti itulah hidup manusia, tak ada masalah yang benar-benar selesai, tak ada kepuasan yang benar-benar bisa dicapai. Waktu lulus SMA, kita pengen kuliah. Sudah kuliah, pengen cepat-cepat wisuda. Sudah wisuda, pengennya sih langsung kerja. Kalau nggak kerja, pengen cepet-cepet nikah. Tapi kalau nggak dapat pekerjaan? Modal nikah mau dari mana cuy? Pemikiran sederhananya seperti itu. 
Suka tidak suka, dari jurusan apapun kita berasal, ada fase di mana kita akan “menganggur” sejenak pasca wisuda. Hanya orang-orang “luar biasa” yang ketika dia sudah wisuda, dia tak perlu repot-repot mencari pekerjaan. Bisa jadi karena ia memang telah merencanakan dengan matang semuanya jauh sebelum ia menjadi seorang sarjana, atau ia memang mahasiswa pekerja keras yang sudah memiliki usaha mapan sebelum ia mengenakan toga. Namun, mayoritas, sebagian besar, dan secara umum mereka akan mengalami fase “menganggur”. Bisa sebentar, bisa juga lama.
“Sudah terlanjur wisuda nih, belum ada rencana mau apa dan mau kemana, lantas bagaimana?”
Nah, banyak dari kita yang berakhir seperti ini. Ketika sibuk menyelesaikan skripsi, kita lupa menyiapkan diri mau apa setelahnya. Yang paling sering dan paling gampang kita lakukan adalah, bikin surat lamaran, sebar ke perusahaan-perusahaan. Di sela-sela itu ngapain aja? mayoritas ya nggak ngapa-ngapain. Menjalani fase kehidupan layaknya ketika masih menjadi mahasiswa, makan dan tidur. Padahal banyak waktu produktif yang bisa kita manfaatkan sembari kita mencari pekerjaan.

sumber: bengkuluexpress.com

Temukan Passion
Passion, jalan hidup, hobi, cari sesuatu yang kita senang mengerjakannya dan bisa memberi income ke kita, setidaknya sampai kita mendapatkan pekerjaan. Waktu yang sebenarnya sangat produktif sebaiknya tidak kita sia-siakan begitu saja. Di kala menganggur, mungkin banyak dari kita yang berfikir “saya mau apa? sudah sarjana kok masih memberatkan orang tua?”
Saya pun demikian. Maka dari pertanyaan inilah saya mulai mencari-cari apa kelebihan saya, apa yang saya senangi, dan apa yang bisa saya lakukan agar waktu saya tetap produktif meski saya belum memiliki pekerjaan?
Bagi yang punya modal walaupun cuma sedikit, mungkin kita bisa mulai mendirikan usaha. Jual beli pulsa misalnya, jualan kuota misalnya, atau jadi dropshipper juga nggak masalah. Kalau rugi gimana? Namanya usaha pasti ada resiko rugi, sama saja dengan bekerja. Pasti ada resiko dipecat kalau kerjanya nggak bener. Seandainya kita rugi, untuk kita yang memiliki otak keras kepala kita bisa saja mencobanya lagi. Untuk yang mudah menyerah mending ke laut aja! Sarjana lho, ngejar-ngejar dosen yang katanya sering PHP aja pantang menyerah kok.
Kita-kita yang merasa nggak cocok berdagang dan kegiatan sejenisnya karena mungkin teknik marketing kita yang nggak layak pakai (sama seperti saya) jangan menyerah, bisa jadi passion kita emang bukan di bidang jual beli (setidaknya sampai hari ini).
Coba cari kelebihan kita yang lain. Pinter desain grafis, web, menulis, atau pinter bahasa Inggris? coba cari website yang menyediakan lowongan kerja freelance. Seperti freelancer.com, sribulancer.com, 99design.com, projects.co.id, atau website freelance yang lain. Di sana banyak lowongan pekerjaan freelance atau harian lepas untuk orang-orang seperti kalian. Pekerjaannya macem-macem. Mulai desain logo, input data, membuat konten, atau menerjemahkan tulisan. Bayarannya? macem-macem juga. Tinggal usaha kita bagaimana. Yang penting jangan keburu-buru pengen dapet fee gede. Tapi, bangunlah image terlebih dahulu bahwa kita adalah orang yang tepat untuk mengerjakan job dari penyedia lowongan. 
Khusus bagi yang berminat dan sangat hobi menulis, ngga ada salahnya mencoba membangun blog sendiri. Modalnya apa? laptop/PC, kuota internet, atau minimal punya HP android (jaman sekarang HP android adalah HP sejuta umat). Cobalah menulis dari dunia yang paling dekat dengan kita. Yang suka sepak bola tulislah tentang sepak bola. Yang suka anime review lah semua anime yang pernah kalian tonton di blog kalian. Yang suka drakor, silahkan tulis semua yang kalian tahu tentang oppa-oppa kalian. Jangan lupa, pelajari juga bagaimana cara menulis di blog yang baik. Kalau sudah tahu, coba pelajari bagaimana cara mencari pemasukan lewat blog. Yang paling umum adalah lewat Google Adsense. Jangan malas membaca! Sarjana lho, masak alergi membaca.
Jika kita merasa bahwa untuk menghasilkan uang lewat blog membutuhkan waktu yang lama, kita bisa mencoba menulis di platform yang membuka jasa content writer seperti brillio, jalan tikus, atau UC News. Yang sudah pernah saya coba adalah UC News. Hasilnya? butuh waktu sekitar 1 bulan untuk menetaskan penghasilan. Tapi ya tetap harus bersabar. Karena rata-rata sehari saya cuma mencdapatkan $0,01 s/d $1,3. Maklum, usia akun masih belum lama. Dan kabarnya dari para master yang sudah lama berkecimpung di dunia per-UC-an, penghasilan dari UC memang mengalami penurunan cukup signifikan dari tahun-tahun sebelumnya.
Kalau dari kita ada yang suka narsis, memliki rasa percaya diri di atas rata-rata, dan nggak grogi di depan kamera, barang kali bisa tuh ikutin Atta Halilintar, Jadi Youtuber! yang penting bikin konten yang unik dan bermanfaat. Pelajari caranya, pelan-pelan, step by step, dan nikmati semua prosesnya.
Yang perlu kita ingat adalah, dunia tidak bisa kita genggam dalam satu malam. Kita bukan Roro Jonggrang. Kita manusia biasa yang punya kelebihan dan kekurangan. Temukan kelebihan kita, kembangkan, dan bangun masa depan kita sendiri. Bisa jadi, ketika kita bisa fokus menekuni apa kelebihan kita, apa yang kita suka, dunia yang kita cintai, kita tidak perlu berpangku tangan dengan perusahaan-perusahaan yang tadinya menjadi target kita. Jalan terjal mungkin akan menghadang, tapi hargai dan lewatilah semua prosesnya. Do what you love, and Love what you do!
Jangan merasa terlambat untuk memulai. Bisnis yang bagus adalah bisnis yang dibuka, begitu kata Bob Sadino. Gagasan apa yang bagus? gagasan yang direalisasikan. Yang sudah punya rencana, mau tau rencana berhasil atau gagal? realisasikan rencana tersebut. Ingat lho, nganggur itu juga butuh modal. Dari modal itu kita pakai untuk menganggur (sesuatu yang kurang produktif), lebih baik kita gunakan untuk menggali dan merealisasikan potensi kita. Resiko pasti ada, tinggal bagaimana kita bereaksi atas semua resiko yang mungkin datang. Menyerah, takut, penuh perhitungan, atau terjang?
Jangan pernah merasa jalan hidup teman kita yang saat ini sudah sukses itu lebih mudah dari jalan hidup kita. Barangkali mereka sudah melalui jalan terjal saat kita tengah bersantai menikmati masa muda dan masa menjadi mahasiswa. Maka jangan heran jika jalan terjal itu justru datang menghadang saat kita sudah menjadi Sarjana. Yang berlalu biarlah berlalu. Saatnya memperbaiki kesalahan-kesalahan di masa lalu agar jalan hidup kita tak semakin terjal ke depannya.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

TIPE-TIPE MAHASISWA: MAKHLUK KAMPUS YANG SOK SIBUK

DILEMA TUGAS KELOMPOK