KEBENARAN DALAM PENELITIAN
Kebenaran
Menurut
pandangan saya, pada dasarnya makna kebenaran bertolak belakang dengan makna
masalah. Secara sederhana, kebenaran dapat kita artikan sebagai kesesuaian
antara apa yang seharusnya terjadi dengan apa yang benar-benar terjadi. Jika
melihat dari realita yang ada, makna ini adalah makna yang sering kita terapkan
dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai contoh, di Indonesia terdapat peraturan
lalu lintas bagi setiap pengendara kendaraan bermotor di jalan raya wajib
memiliki SIM. Semua mahasiswa jurusan KI 2012 yang menggunakan sepeda motor
ketika bepergian memiliki SIM. Maka, pernyataan tersebut dapat kita katakan
sebagai sebuah kebenaran, karena adanya kesesuaian antara apa yang seharusnya
terjadi (peraturan) dengan apa yang benar-benar terjadi (menepati aturan).
Seperti
halnya masalah, kebenaran juga dipengaruhi oleh subjektivitas setiap orang
dalam menentukan satu hal itu benar atau tidak. Setiap orang memiliki keyakinan
dan pandangan yang berbeda-beda. Perbedaan keyakinan dan pandangan ini
menyebabkan setiap orang memiliki dasar atau landasan kebenaran yang
berbeda-beda pula. Contoh sederhananya adalah agama, apa yang menurut orang
Islam benar, belum tentu benar menurut orang Kristen. Kita juga dapat melihat
perbedaan pandangan antara satu ahli dengan ahli yang lainnya, padahal mereka
mempelajari disiplin ilmu yang sama. Sebagai contoh adalah perbedaan Plato dan
Aristoteles mengenai apa yang ada di dunia ini, nyata atau hanya sebuah ide.
I
Nyoman Kertayasa (Staf Edukatif FISIP Universitas Panji Sakti Singaraja) pernah
menulis artikel berjudul Logika, Riset, dan Kebenaran yang dimuat dalam
Widyatech Jurnal Sains dan Teknologi, volume 10 nomor 3 bulan April 2011.
Beliau menyatakan bahwa simpulan dalam satu penelitian dapat dikatakan sebagai
kebenaran yang bersifat tentatif (sementara). Hal
ini disebabkan oleh sepanjang belum ada bukti yang menyangkal kebenaran
simpulan tersebut, maka simpulan yang dihasilkan dalam suatu kegiatan riset
tetap diakui sebagai suatu kebenaran.
Kebenaran
terdiri dari berbagai macam tingkatan, dari yang paling sederhana sampai kepada
kebenaran yang membutuhkan pemikiran mendalam untuk mencarinya. Macam-macam
kebenaran yaitu:
1.
Kebenaran inderawi,
yaitu kebenaran yang paling sederhana karena dapat diketahui melalui indera
yang di miliki manusia.
2.
Kebenaran ilmiah,
yaitu kebenaran yang diperoleh melalui indera manusia dan kemudian diolah
menggunakan rasio/pemikiran manusia.
3.
Kebenaran
filosofis, rasio, dan pikir murni, yaitu kebenaran yang diperoleh melalui
pemikiran mendalam menggunakan ilmu filsafat.
4.
Kebenaran
religius, yaitu kebenaran yang mutlak bersumber dari Tuhan Yang Maha Esa yang
diyakini oleh pribadi manusia.
Kebenaran dapat diperoleh melalui dua metode, yaitu
metode tradisional (non-ilmiah) dan metode modern (ilmiah). Cara memperoleh
kebenaran yang termasuk ke dalam metode tradisional adalah sebagai berikut:
1.
Cara Trial
and Error (coba-coba), cara coba–coba ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan
dalam memecahkan masalah dan apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba
kemungkinan yang lain. Apabila kemungkinan kedua ini gagal, dicoba kemungkinan ketiga,
dan seterusnya sampai masalah tersebut dapat terpecahkan.
2.
Cara Kekuasaan/Otorita, pada prinsipnya orang lain menerima pendapat
yang dikemukakan oleh orang yang mempunyai otorita tanpa terlebih dahulu
menguji atau membuktikan kebenarannya, baik berdasarkan fakta empiris ataupun
penalarannya sendiri.
3.
Berdasarkan pengalaman pribadi,
pengalaman merupakan satu cara untuk memperoleh pengetahuan (kebenaran). Hal
ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam
memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa yang lalu.
4.
Melalui jalan pikiran (Silogisme),
kebenaran diperoleh melalui penarikan kesimpulan dari beberapa pernyataan.
Cara
memperoleh kebenaran melalui metode ilmiah dilakukan dengan mengadakan
penelitian dan mengambil kesimpulan dari penelitian tersebut. I Nyoman
Kertayasa menyatakan bahwa suatu pernyataan dapat dianggap sebagai sebuah
kebenaran ilmiah jika sesuai dengan pedoman menurut teori kebenaran. Adapun
teori kebenaran tersebut menurut Nazir yang terdapat dalam artikel I Nyoman
Kertayasa tersebut berbunyi:
1.
Teori Kebenaran Koherensi. Suatu pernyataan dianggap benar jika pernyataan
tersebut koheren atau konsisten dengan pernyataan sebelumnya yang dianggap
benar. Misalnya, suatu pernyataan bahwa Nadya Hutagalung akan mati dapat dipercaya,
karena pernyataan tersebut koheren dengan pernyataan semua orang akan mati.
2.
Teori Kebenaran Korespondensi. Suatu pernyataan dianggap benar, jika materi
pengetahuan yang terkandung dalam kenyataan tersebut berhubungan atau mempunyai
korespondensi dengan objek yang dituju oleh pernyataan tersebut. Pernyataan
bahwa ibukota Provinsi Daerah Istimewa Aceh adalah Banda Aceh adalah benar,
karena pernyataan tersebut mempunyai korespondensi dengan lokasi atau
faktualisasi bahwa Banda Aceh memang ibukota Provinsi Aceh. Jika orang
mengatakan bahwa ibukota Republik Indonesia adalah Kuala Lumpur, maka orang
tidak akan percaya, karena tidak terdapat objek yang mempunyai korespondensi
dengan pernyataan tersebut. Secara faktual, ibukota Republik Indonesia adalah
Jakarta, bukan Kuala Lumpur.
3.
Teori Kebenaran Pragmatis. Kebenaran
lain dipercaya karena adanya sifat pragmatis. Dengan perkataan lain, pernyataan
dipercaya benar karena pernyataan tersebut mempunyai sifat fungsional dalam
kehidupan. Suatu pernyataan atau simpulan dianggap benar, jika pernyataan
tersebut mempunyai sifat pragmatis dalam kehidupan sehari-hari. Bagi seorang
pragmatis, maka kebenaran suatu pernyataan diukur dengan kriteria apakah
pernyataan tersebut bersifat fungsional dalam kehidupan praktis. Artinya, suatu
pernyataan adalah benar, jika pernyataan itu atau konsekuensi dari pernyataan
itu mempunyai kegunaan praktis dalam kehidupan manusia. Sekiranya ada orang
yang menyatakan sebuah teori X dalam pendidikan, dan dengan teori X tersebut
dikembangkan teknik Y dalam meningkatkan kemampuan belajar, maka teori itu dianggap
benar, sebab teori X ini adalah fungsional dan mempunyai kegunaan-kegunaan.
Penelitian
Saifuddin
Azwar dalam buku Metode Penelitian menyatakan bahwa penelitian merupakan
rangkaian rangkaian kegiatan ilmiah dalam rangka pemecahan satu permasalahan.
Hasil penelitian tidak pernah dimaksudkan sebagai satu pemecahan (solusi)
langsung bagi permasalahan yang dihadapi, karena penelitian merupakan bagian
dari usaha pemecahan masalah yang lebih besar. Penelitian menghasilkan
alternatif-alternatif pemecahan masalah yang terjadi.
Secara
sederhana, penelitian dapat kita katakan sebagai sebuah jalan atau cara untuk
memperoleh kebenaran. Penelitian bersumber dari sebuah masalah. Masalah adalah
ketidaksesuaian antara apa yang seharusnya terjadi dengan apa yang benar-benar
terjadi. Melalui penelitian, kita dapat mencari tahu di mana letak masalah yang
menyebabkan ketiak sesuaian tersebut. Hasilnya adalah solusi yang dapat
memecahkan masalah tersebut. Solusi yang kita berikan ini, dapat menjadi sebuah
pengetahuan baru yang dapat bermanfaat bagi manusia. Dengan adanya solusi untuk
memecahkan masalah ini, maka akan timbul kesesuaian antara apa yang seharusnya
terjadi dengan apa yang benar-benar terjadi. Sehingga, akan tercapailah satu
kebenaran ilmiah.
Penelitian
dapat kita klasifikasikan dari berbagai sudut pandang. Dilihat dari pendekatan
analisisnya, penelitian dapat kita bagi menjadi:
1.
Penelitian kuantitatif, yaitu penelitian
yang menekankan analisisnya pada data-data numerikal (angka) yang diolah dengan
metode statistika.
2.
Penelitian kualitatif, yaitu penelitian
yang lebih menekankan analisisnya pada proses penyimpulan deduktif dan induktif
serta pada analisis terhadap dinamika hubungan antar fenomena yang kita amati
dengan menggunakan logika ilmiah.
Bila
kita lihat dari kedalaman analisisnya, jenis penelitian terbagi menjadi:
1.
Penelitian deskriptif, melakukan
analisis hanya sampai pada taraf deskripsi, yaitu menganalisis dan menyajikan
fakta secara sistematik sehingga dapat lebih mudah untuk kita pahami dan kita
simpulkan.
2.
Penelitian inferensial, melakukan
analisis hubungan antar variabel dengan pengujian hipotesis.
Jika
dipandang dari segi karakteristik masalah berdasarkan kategori fungsionalnya,
menurut Isaac dan Michael dalam buku metode penelitian karya Saifuddin Azwar,
jenis-jenis penelitian antara lain:
1.
Penelitian deskriptif, bertujuan untuk
menggambarkan secara sistematik dan akurat fakta dan karakteristik mengenai
populasi atau bidang tertentu.
2.
Penelitian perkembangan, penelitian ini
bertujuan untuk mempelajari pola perkembangan dan urutan perkembangan dan/atau
perubahan, sejalan dengan berlangsungnya perubahan waktu.
3.
Studi kasus dan penelitian lapangan,
yaitu penelitian yang bertujuan untuk mempelajari secara intensif latar
belakang, status terakhir, dan interaksi lingkungan yang terjadi pada suatu
satuan sosial seperti individu, kelompok, lembaga, atau komunitas.
4.
Penelitian korelasional, bertujuan untuk
menyelidiki sejauh mana variasi pada satu variabel berkaitan dengan variabel
pada satu atau lebih variabel lain, berdasarkan koefisien korelasi.
5.
Penelitian kausal-komparatif, melalui
satu penelitian kausal komparatif, hubungan sebab-akibat dapat kita selidiki
lewat pengamatan terhadap konsekuensi yang sudah terjadi dan menengok ulang
data yang ada untuk menemukan
faktor-faktor penyebab yang mungkin terdapat di sana.
6.
Penelitian eksperimental murni, penelitian
ini dilakukan untuk meneliti kemungkinan adanya hubungan sebab akibat di antara
variabel-variabel dengan cara menghadapkan kelompok eksperimental pada beberapa
macam kondisi perlakuan dan membandingkan akibat (hasil) dengan satu atau lebih
kelompok kontrol yang tidak dikenai perlakuan.
7.
Penelitian eksperimental semu,
penelitian ini meniru kondisi penelitian eksperimental murni semirip mungkin
akan tetapi tidak semua variabel yang relevan dapat dikendalikan dan
dimanipulasi.
Pada
intinya penelitian bertujuan untuk memecahkan satu masalah. Dalam memecahkan
masalah tersebut, penelitian harus menggunakan prosedur pelaksanaan yang
sistematik. Menurut Saifuddin Azwar, langkah-langkah untuk melakukan penelitian
adalah sebagai berikut:
1.
Identifikasi permasalahan, yaitu
menentukan batas-batas permasalahan yang akan kita teliti, sehingga tidak
keluar dari topik utama.
2.
Menyusun landasan teori dan merumuskan
hipotesis, yaitu menyusun kerangka dasar yang akan dijadikan pijakan dalam
menganalisis masalah penelitian dan membuat jawaban sementara untuk memecahkan
masalah penelitian.
3.
Menentukan variabel penelitian, yaitu
antara variabel independen, dependen, predikator, moderator, atau yang lain.
4.
Memilih instrumen penelitian, instrumen
penelitian ini merupakan media untuk mencari data penelitian yang kita lakukan.
5.
Menentukan subjek penelitian, subjek
penelitian adalah sumber utama data penelitian, yaitu yang memiliki data
mengenai variabel-variabel yang kita teliti.
6.
Populasi dan sampling, yaitu menentukan
batas populasi dan menentukan sampel yang akan menjadi objek pengumpulan data
penelitian.
7.
Mengumpulkan data, merupakan langkah
mencari fakta yang terjadi di lapangan.
8.
Mengolah data, yaitu kegiatan mengolah
dan menganalisis data yang kita peroleh untuk menghasilkan kesimpulan atas
penelitian yang kita lakukan.
9.
Menulis laporan hasil penelitian,
merupakan langkah untuk menyusun laporan penelitian secara tertulis, untuk
kemudian dapat kita publikasikan guna memecahkan masalah yang kita teliti.
Komentar
Posting Komentar