ARTIKEL : Menuju Pendidikan Islam Sejati

MENUJU PENDIDIKAN ISLAM SEJATI

Berita tentang konversi IAIN Walisongo Semarang menjadi UIN Walisongo Semarang sudah digembar-gemborkan sejak lama. Bahkan tak jarang sudah banyak mahasiswa yang mencantumkan nama “UIN Walisongo Semarang” dalam seragam-seragam organisasi mereka, seperti HMJ atau HIMA. Secara tidak langsung memang hal tersebut menyatakan bahwa IAIN Walisongo Semarang telah “benar-benar” berubah menjadi UIN Walisongo Semarang. Sehingga tak jarang mahasiswa baru yang belum tahu apa-apa tentang kampusnya akan bertanya-tanya mengenai keabsahan tulisan tersebut. Pada kenyataannya, saat ini IAIN Walisongo Semaranag tetaplah IAIN Walisongo Semarang, belum bertransformasi menjadi UIN Walisongo Semarang.
Terkait dengan konversi IAIN Walisongo Semarang menjadi UIN Walisongo Semarang, mungkin hal ini masih bisa diperdebatkan jika konversi tersebut akan dilaksanakan dalam waktu dekat ini. Masih terlalu banyak kekurangan yang harus segera dibenahi, seperti fasilitas dan sarana prasarana penunjang perkuliahan maupun kegiatan mahasiswa. Selain itu, faktor sumber daya manusia yang belum tercukupi baik secara kuntitas maupun kualitas, juga harus diperhatikan. Untuk membenahi kedua hal ini tentu membutuhkan waktu yang tidak singkat. Usaha-usaha untuk membenahi dan mengembangkan segala aspek yang mendukung konversi memang sudah dilakukan. Yang paling terlihat nyata tentu proses pembangunan sarana dan prasarana kuliah yang sedang berjalan. Namun, melihat perkembangannya mungkin masih perlu waktu dua hingga tiga tahun lagi agar sarana dan prasarana baru tersebut dapat berfungsi dengan efektif.
Konversi IAIN menjadi UIN juga harus memperhatikan ketersediaan program studi dan juga sumber daya manusianya. Program-program studi IAIN lebih spesifik pada program studi yang bersinggungan dengan Islam saja, sedangkan program-program studi UIN harus mencakup disiplin-disiplin ilmu pengetahuan umum seperti ilmu kealaman (Natural Science), ilmu sosial (Social Science) dan ilmu humaniora, selain ilmu pengetahuan agama Islam. Sebagian disiplin ilmu tersebut, seperti ilmu kealaman (Natural Science) mungkin sudah terkandung dalam program studi yang dimiliki oleh IAIN Walisongo Semarang. Namun, hal-hal lain yang terkait di dalamnya seperti sumber daya manusia dan fasilitas pendukung tentu masih membutuhkan banyak pembenahan.
Sejatinya memang tidak ada yang salah jika segenap stakeholder di IAIN Walisongo Semarang berusaha mengkonversi IAIN Walisngo menjadi UIN Waslisongo. Bahkan mungkin memang hal tersebut harus dilakukan. Karena sejatinya pendidikan Islam tidak hanya terpusat pada pendidikan agama dan kepercayaan saja. Pendidikan Islam juga mencakup segala aspek kehidupan manusia. Berdasarkan konferensi Mekkah tahun 1977, isi pendidikan Islam meliputi pendidikan agama (terdiri dari aqidah, syariat, dan akhlak), pendidikan sosial dan humaniora, serta pendidikan sains dan teknologi. Semua pendidikan tersebut tentu bisa kita rangkum jika konversi IAIN Walisongo Semarang menjadi UIN Walisongo Semarang berhasil diwujudkan. Dengan demikian, diharapkan akan lahir para cendekiawan muslim yang tidak hanya pandai berdalil, namun juga pandai berfikir komprehensif bahwa Islam adalah agama yang lengkap yang mencakup seluruh sistem kehidupan.

Tujuan akhir dari konversi IAIN Walisongo Semarang menjadi UIN Walisongo Semarang memang baik. Namun, jalan untuk mencapainya tentu masih sangat panjang jika melihat realita yang ada. Terlalu memaksakan diri tentu hanya akan berdampak kerugian bagi diri kita sendiri. Untuk itu, agar konversi ini tidak hanya sekedar konversi nama dari IAIN menjadi UIN, segala sesuatunya harus disiapkan secara matang. Sehingga pada akhirnya UIN Walisongo Semarang dapat menjadi ladang pencetak cendekiawan muslim yang berwawasan luas dan komprehensif.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SETELAH WISUDA MAU APA?

TIPE-TIPE MAHASISWA: MAKHLUK KAMPUS YANG SOK SIBUK

DILEMA TUGAS KELOMPOK