Postingan

SETELAH WISUDA MAU APA?

Gambar
sumber: www.kisspng.com Pancaran wajah-wajah bahagia memenuhi setiap sudut ruangan. Perjuangan menempuh studi selama 4 tahun akhirnya menemui garis finish. Empat tahun berjibaku dengan buku di tanah perantauan akhirnya membuahkan hasil yang manis. Wisuda, ya siapa sih mahasiswa yang tidak bahagia ketika dia diwisuda? Rasanya plong, setelah berbulan-bulan kejar-kejaran dengan dosen pembimbing, revisi, sidang, revisi lagi, akhirnya toga yang diimpi-impikan dikenakan juga. Bumbu-bumbu corat-coret dosen yang kadang sering dianggap “tidak manusiawi” akhirnya tak perlu kita rasakan lagi. S.Pd, SE., SH., dan S-S yang lain siap mejeng di belakang nama kita. “Udah wisuda nih, setelah ini mau apa ya?” Seperti itulah hidup manusia, tak ada masalah yang benar-benar selesai, tak ada kepuasan yang benar-benar bisa dicapai. Waktu lulus SMA, kita pengen kuliah. Sudah kuliah, pengen cepat-cepat wisuda. Sudah wisuda, pengennya sih langsung kerja. Kalau nggak kerja, pengen cepet-cepet nikah. Tap

DILEMA TUGAS KELOMPOK

Gambar
sumber: kampusholic.co Salah satu pekerjaan rutin seorang mahasiswa adalah mengerjakan tugas. Berdasarkan pengalaman, rata-rata tugas kuliah itu dikerjakan secara kelompok. Pembagian kelompok pun lebih sering suka-suka dosennya. Alhasil, pembagian secara random ini kadang memaksa untuk menyatukan si malas dan si rajin dalam satu kelompok. Dan yang terjadi adalah, si malas sering tidak ikut mengerjakan tugas karena merasa sudah ada si rajin yang pasti mengerjakan. Ada juga si malas yang tidak ikut mengerjakan karena merasa tidak di ajak oleh si rajin. Meski tidak semuanya, si rajin cenderung tidak percaya dengan hasil pekerjaan si malas. Akhirnya, gayung pun bersambut si rajin akan mengerjakan tugas kelompok ini sendirian dan mengabaikan si malas. Yang penting nilai bagus, si malas paham atau tidak tentang materinya urusan belakangan. Si malas yang terus-terusan diperlakukan seperti ini akan merasa semakin nyaman dengan kemalasannya dan akan semakin menggantungkan nasibnya ke

MENJADI PELATIH BELA DIRI

Gambar
sumber: picdeer.com Bagi para praktisi bela diri, keberadaan seorang pelatih menjadi sesuatu yang penting. Pelatih adalah sosok yang akan menentukan arah bagi murid/atletnya dalam mengembangkan diri. Ia yang mengarahkan bagaimana sebaiknya seorang murid berlatih. Ia melihat potensi, kelebihan, dan kelemahan murid-muridnya, kemudian mengarahkannya agar semua potensi yang ada dimiliki bisa dikeluarkan secara maksimal. Potensi yang Berbeda Setiap orang memiliki potensi yang berbeda. Lebih di satu sisi, dan kurang di sisi yang lain. Hal tersebut dalah fitrah , ketetapan yang Maha Kuasa dan tak mungkin kita hindarkan. Pelatih harus jeli melihat apa kelebihan dan kekurangan muridnya. Hal ini bisa digunakan untuk mencari metode dan pendekatan melatih yang tepat bagi murid-muridnya. Contoh sederhananya, ada 2 orang murid yang mendaftar untuk belajar bela diri di tempat anda. Katakanlah namanya Andre dan Bryan. Andre memiliki karakteristik tubuh yang lentur dan lincah, sehin